Tuesday, March 12, 2013
CATATAN 9 MAC 2013
Dialog anak dan ayah yang menyedihkan
Di suatu sidang press yang gementar, ketika pena sang jurnalis siap untuk mencatat, ketika lansa kemara siap memotret, lelaki itu dengan wajah sayu hiba merayu “ Wahai ayahku, kembalilah ke pangkal jalan”
Lelaki itu menyebut lagi “Apakah ayah sudah lupa, saat anakanda melafazkan sumpah laknat di sebuah masjid empat tahun dulu, ayah duduk di sisiku dengan mengenakan sepasang baju Melayu biru tua dan bersongkok tinggi hitam sambil memberi kata semangat, kerana disaat itu mungkin ayah melihat kondisi anaknya amat lemah. Motivasi ayah itulah kemudiannya telah menguatkan kembali semangat anakanda untuk membasuh arang yang tercemar di wajah keluarga kita gara-gara perbuatan si durjana itu. Sekarang ayah sudah berpaling tadah. Ayah termakan umpan yang ditaburi musuh-musuh kita. Ayah telah memaafkan orang yang pernah ayah maki hamun dahulu. Di mana maruah ayah?”.
“Kembali ke pangkalan jalan kata kamu?” Bentak sang ayah.
“Kembali ke pangkal jalan bermakna kembali ke jalan lama yang berliku-liku, berkelok tajam, patah seribu, yang pernah kita lalui sebelum ini. Sedang ayah kini sudah menemui jalan baru, yakni sebuah highway yang lurus dan tidak terbebankan” jawab sang ayah ringkas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment