Oleh: Rossem
DI DINDING sebuah restoran China Muslim
di Guangzhou, China, tergantung sebuah potret seorang pemimpin
Malaysia. Tokoh nasional Malaysia itu bergambar bersama pemilik
restoran Haji Abdullah. Menurut keterangan yang tertulis di bawah foto
tersebut, foto direkam tanggal 5 Februari 2005 ketika pemimpin itu
mengunjungi komunitas umat Islam di Guangzhou.
Keterangan lain
yang ditulis pada foto itu selain bahasa China adalah bahasa Inggris;
Partai Islam Semalaysia (PAS) spritual leader Nik Abdul Aziz Nik Mat.
Dan dicatatkan juga tanggal kedatangnya. Turut bergambar adalah
Sekteratir Nik Aziz kala itu, Nik Azlan.
Restoran Abdullah adalah
antara restoran makanan halal yang menghidangkan masakan dari wilayah
otonomi umat Islam Xinjiang yang lezat, menjadi pilihan utama Muslim
China dan pelancong Muslim dari seluruh dunia yang berkunjung ke
Guangzhou.
Siapapun yang menjamu selera di restoran yang terletak
di Jalan Eighth Shaogmoa pasti dapat melihat potret Mursyidul Am dan
Pemimpin PAS Kelantan merangkap Menteri Besar, Tuan Guru Dato’ Haji
Abdul Aziz Nik Mat yang dilekatkan pada di dinding bangunan satu lantai
itu.
Umat Islam di China khususnya di wilayah Guangzhou dan
Shenzhen mudah dikenali dari pakaiannya. Sebagian besar menggunakan
identitas Muslimnya dengan kopiah putih (untuk lelaki), sementara
perempuan berjilbab atau minimum mengenakan kerundung ringkas pada
kepala masing-masing.
Lelaki dan perempuan Muslim boleh dilihat
sepanjang jalan utama di kedua kota ini. Mereka menjual buah-buahan
seperti limau dan sejenis manisan asal Xinjiang, serta roti nan yang
lezat. Untuk kemudahan mereka mendapatkan makanan halal, kedai-kadai
menjual daging lembu, ayam dan kambing juga banyak terdapat di sini.
Selama
empat hari di Guangzhou dan Zhenzhen sempat menziarahi beberapa
permukiman minoritas Muslim, antaranya kompleks masjid Saad Abi Waqass
di Guangzhou, yang juga menempatkan makam yang dikatakan makam sahabat
Nabi Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) , Saad Abi
Waqass.
Sejarah penyebaran
Menurut sejarah, penyebaran
agama Islam ke China adalah semasa Dinasti Tang dan Dinasti Song
(pertengahan abad ke-7- 1279) oleh para pedagang Muslim Arab dan Parsi
dengan menempuh Jalan Sutra. Hasil dari diplomasi dan aktivitas
keagamaan di rantau itu maka munculnya komunitas Hui di China
(1271-1368) dan komunitas Hui ini sangat berpengaruh di China sehingga
lepas beberapa dinasti, sehingga pada zaman pemerintahan Yuanzang yang
berhasil menumbanghkan Dianasti Yuan, komunitas Hui mengalami mimpi
buruk, yakni dipaksa mengggantikan nama Arab-Islam dengan nama-nama
China. Namun mereka tetap menyesuaikan dengan perkataan Islam seperti
Abu diubah kepada Pu, Shamsuddin, Alaudin diubah kepada Ding, Muhamad
diubah kepada Ma dan sebagainya.
Muslim di China menyakini bahwa
penyebaran Islam adalah hasil dari dakwah salah seorang saudara Nabi
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم) dari jalur ibu,
yaitu Saad Abi Waqass. Ibunda Rasul, Aminah binti Wahhab, berasal dari
suku yang sama dengan Saad, yaitu dari Bani Zuhrah. Diyakini, makamnya
berada di Guangzhou (Kanton) yang hingga kini sangat dihormati. Saat
penulis mengunjungi permakaman itu, beberapa lelaki dan seorang
perempuan sedang membaca al-Quran.
Sumber China abad ke -17 juga
mengaitkan kedatangan empat utusan Nabi Shalallaahu 'Alaihi Wasallam
(صلى الله عليه و سلم) di China pada abad ke-7 sebagai awal mula
masuknya Islam ke China. Empat utusan Nabi itu tiba di China untuk
berdakwah semasa pemerintahan Wude dari Dianasti Tang. Utusan pertama
berdakwah di Guangzhou sementara utusan kedua berdakwah di Yangzhou,
utusan ketiga dan keempat berdakwah di Quanzhou.
Makam-makam
mereka masih sangat dihormati oleh Muslim China, namun karena kurangnya
bukti-bukti, baik sarjana Muslim maupun sarjana China, maka diklaim itu
menurut sebagian pihak dianggap sebagai legenda belaka. Namun buku “A
Brief Study of the Introduction of Islam to China” karya Chen Yuen,
Islam pertama kali datang ke China sekitar tahun 30 H atau 651 M.
Disebutkan, Islam masuk ke China melalui utusan yang dikirim oleh
Khalifah Usman bin Affan (23-35 H / 644-656 M). Menurut catatan Lui
Tschih, penulis Muslim China pada abad ke-18 dalam karyanya
“Chee Chea Sheehuzoo” (Perihal Kehidupan Nabi), Islam dibawa ke China oleh rombongan yang dipimpin Saad bin Abi Waqqas.
Bagaimana pun, tetap sulit menemukan dengan tepat dan konklusif tentang titik awal masuknya Islam ke China.
Selain
ke kompleks Masjid dan makam Saad Abi Waqass, rombongan yang diketuai
Sekretaris Penerangan PAS Kelantan, merangkap Pengarah Urusetia
Penerangan Kerajaan Negeri (UPKN), Ustaz Haji Abdul Rahman Yunus singgah
di Kompleks Masjid Menara Api (Masjid Huai Sheng) di pinggir kota
Guangzhou.
Masjid yang bina pada abad ke-15, yaitu di zaman
Dianasti Tang ini masih tampak elok dan tetap kekal seperti kondisi
asalnya dengan menara tanpa disapu cat. Arsitektur bangunan
keseluruhannya berasaskan arsitek tradisional China seperti pagoda.
Ikut
sama rombongan ziarah umat Islam China adalah Haji Muhammad Azmi Nor
dan Haji Rosidi Semail, Pegawai Penerangan Puan Nor Hashimah Deraman,
Chia Chuan Lai dan sebagian pejabat UPKN.
Foto:
Masjid Menara Api, Guangzhou
No comments:
Post a Comment