Oleh: Rossem
SUATU hari di gedung Musium Kesenian Islam yang lokasinya bersebelah Masjid Negara, Kuala Lumpur, Malaysia. Pengunjung hari itu agak ramai dari biasa. Selain warga lokal, turis juga tak ketinggalan datang untuk melihat banyak artifak Islam yang dipamerkan di gedung yang beraneka bentuk mirip bangunan di kota Samarkand, Taskent atau Asia Tengah di era kegemilangan Islam dulu.
Di lantai dua, kawasan pejalan kaki, tampak ramai turis dari Barat (bule) lelaki dan perempuan duduk bersila di lantai, karena tak disediakan kursi, sebagian berdiri. Dan setiap turis yang baru datang, bila melewati jalur itu pasti berhenti, bersama turis lain, duduk-duduk sambil melihat sesuatu, yang mungkin selama hidupnya tak pernah dilihatnya.
Saya memperhatikan keanehan ini dengan rasa ingin tahu; apa yang sedang diihat dan ditonton dengan begitu asyik sekali oleh para turis? Rupanya mereka ramai-ramai mengamati bacaan ayat suci al- Quran dan terjemahan dalam bahasa Inggris lewat layar LCD yang dipasang di pojok gedung tempat laluan utama pejalan kaki.
Saya perhatikan, ayat-ayat al-Quran (terjemahan bahasa Inggris ) yang menarik minat mereka adalah seputar kisah Nabi Isa as. Barangkali mereka kaget betapa kisah Nabi Isa as termuat dalam al-Quran, dan ceritanya lebih menarik dan bisa diyakini berbanding apa yang diceritakan dalam Injil.
Melihat pemandangan sepintas ini, kesimpulannya, orang-orang Barat sebenarnya punya keinginan besar untuk mengetahui tentang Islam. Banyak rahasia dari al-Quran yang mereka tidak tahu, karena seperti maklum, Islam sering menjadi momok kaum orientalis dan gereja sejak sekian lama, sehingga Islam bagi mereka suatu agama yang tak sesuai untuk semua zaman. Bahkan seolah dianggap sebuah agama yang menganjurkan teror.
Seharusnya umat Islam, mengambil manfaat dari kunjungan turis non-Muslim ke negara-negara umat Islam seperti Malaysia, Indonesia dengan menempatkan para da’i di lokasi-lokasi wisata atau tempat yang sering dikunjungi turis khususnya dari Barat.
Dan para da’i ini seharusnya dilatih khusus denagn cukup ilmunya --baik pertuturannya-- dapat menguasai bahasa-bahasa Barat, menyediakan brosur tentang Islam, insyaalah Islam bisa berkembang di Barat. Karena hal ini pernah dibayangkan pemikir Inggris lebih 40 tahun lalu, Sir George Bernard Shaw (The Genuine Islam,' Vol. 1, No. 8, 1936.)
“Jika ada agama yang berpeluang menguasai Inggris bahkan Eropa, hanya agama Muhammad. Dan saya yakin, 50 tahun dari sekarang, agama Muhamad akan menguasai Eropa.”
Realitas daripada kata-kata Bernard Shaw itu bisa dilihat di Barat sekarang. Angin perubahan bertiup kencang, agama Kristian mula ditinggalkan sedikit demi sedikit oleh penganutnya, sangat mengkhuatirkan pihak gereja adalah mereka yang memeluk Islam, mayoritas berpendidikan tinggi.
Berita yang dilaporkan hidayatullah.com (5 September 2011) berlaku di Belanda. Hanya 7 ribu dari 19 ribu gereja di negara itu masih dipergunakan sebagai tempat beribadah. Sementara sebanyak 12 ribu gereja lainnya berubah fungsi atau dijual untuk dijadikan pusat-pusat kebudayaan, gedung-gedung perniagaan.
Fenomena penutupan gereja atau gereja dijual tak hanya berlaku di Belanda, malah seluruh negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat (AS).
No comments:
Post a Comment