Tuesday, June 9, 2009

Libur-libur di Medan, Parapat dan Brastagi







Oleh: Rossem

Kabus masih memutih saat pesawat Air Asia AK 450 dari Kuala Lumpur mendarat di Bandara Polinia, jam 7.40 pagi, 6 Juni 2009. Kami menaiki bas melewati jalan raya Kota Medan yang sempit menuju ke distinasi yang sudah direncanakan.

Kota Medan pagi hari Sabtu tidak macet, mobilnya tidak banyak, warganya juga tidak ramai di jalanan kerana libur, kecuali murid-murid sekolahan yang belajar seperti biasa, sesuai dengan Indonesia dimana cuti sekolahnya cuma satu hari dalam seminggu iaitu Ahad.

Di Indonesia, khususnya Provinsi Sumatera Utara banyak sekali lokasi wisata yang memukau pengunjung. Keindahan alam semula jadi anugerah Allah SWT itu pastinya bukan milik warga lokal cuma, ia harus dinikmati bersama penghuni dunia khususnya warga besar nusantara, kerana mereka memiliki ciri-ciri persamaan yang khusus atau sering disebut serumpun bangsa. Justeru terpanggil untuk melihat dari dekat keindahan alam ciptaan Allah SWT yang sangat hampir dengan Malaysia, lantas kami berangkat ke sana dan melupakan kerja-kerja rutin kami di Malaysia buat seketika.

Perjalanan ke pusat peranginan Parapat menaiki bas priwista (persiaran) yang sederhana besar, sopirnya asal Minang, kami menyapa Pak Salleh, sementara pemandu turis pria asli Batak Kharo, 23, Wanda Aditaya Pratama seorang Muslim. Perjalanan melewati jalan sempit yang berselekoh tajam dengan jurang yang amat dalam, pastinya mengecutkan perut kami. Namun kegembiraan juga hadir di hati, kerana ini merupakan pengalaman baru yang sukar dilupakan dan pastinya meninggalkan nostagia.

Sebelum dilanjutkan cerita-cerita seputar pengalaman selama tiga hari dua malam libur di Sumatera Utara, saya ucapakan terima kasih yang tidak terhingga kepada Pengurus Besar SAR Advertising, Encik Soleh Afifi dan Penolong Pengurus Puan Aifrah Osman (isteri) kerana membiayai saya, iaitu tambang pesawat udara, penginapan dan makan minum secara grantis selama di sana. Saya hanya bisa berdoa, semoga Allah SWT memberinya tambahan sukses kepada perusahaan periklanan miliknya. Amim.

SAR Advertising, sebuah nama yang sedang berkembang dan terkenal di Malayisa dalam bidang periklanan, dibangunkan kira-kira lima tahun lalu oleh seorang pria yang bersemangat waja dengan dibantu isterinya yang tercinta. Mereka berdua memiliki deploma dalam jurusan bisnis studi dan pernah berkerja di beberapa perusahan lain sebagai pegawai periklanan dan pemasaran sebelum membuka perusahan sendiri.

Sebagai agensi periklanan, banyak sekali iklan-iklan yang perolehinya, kemudiannya disiarkan saban hari dalam hampir semua koran dan majalah yang terbit di Malayisa, seperti koran Utusan Malaysia, Mingguan Malayisa, Berita Harian, Berita Minggu, Harian Metro, Metro Ahad, Harakah, bahkan majalah-majalah. Selain itu perusahaannya juga menerbitkan Info Adv untuk diedarkan secara grantis di sekitar Lembah Klang.

Perusahaan yang berkantor di Batu Caves itu dibantu dua karyawan dan tiga karyawati. Para petugas yang cekap dan berwawasan ini merupakan tenaga penting dalam menggerakan perusahan agensi periklanan tersebut untuk terus berdaya maju dan sukses. Justeru kerana itulah, Pengurus Besarnya, Encik Soleh Afifi dan penolong Pengurus (pegawai kewangan) Puan Aifrah membawa para karyawaan dan karyawatinya termasuk saya dan isteri terbang ke Medan- libur-libur di sana. Sambil menikmati situasi alam semula jadi ciptaan Allah SWT yang Maha Hebat buat hamba-hambaNya, tapi malangnya, ramai dikalangan hamba-hambaNya yang tidak tahu bersyukur, bahkan paling menyedihkan sebahagian besar warga di sekitar permukiman yang kami lawati sangat kuffur kepada Allah SWT.

Semoga Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Pengampun menunjuki mereka jalan keluar daripada kesesatan ke jalan benar. Dibukakan pintu hati mereka, agar tidak terus tersesat dalam terang. Juga agar mereka semua tahu, bahawa yang menciptakan alam ini, termasuk Danau Toba yang jernih airnya, Pulau Somsior yang dikatakan sarat legenda itu adalah Engkau ya Allah. Suatu hari yang mendatang gantikanlah gereja yang jumlahnya tidak terhitung itu dengan masjid ya Allah. Amim ya robul alami. (Bersambung)

No comments:

Post a Comment